Selasa, 05 November 2019

Belajar Dari Masa Lalu

Belajar Dari Masa Lalu

Ayat bacaan: Mazmur 77 : 12 - 13

"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu."
Selalu saja ada hal menarik yang bisa dipelajari dari masa lalu. Itulah yang mendorong saya untuk menyukai sejarah sejak kecil. Meski saya tidak mengambil jalur sejarah sebagai profesi, kesukaan saya terhadap sejarah dunia tetap tinggi hingga kini.  Melalui berbagai literatur yang tersedia diberbagai media, baik cetak maupun elektronik saya bisa menelusuri sejarah masa lalu. Sejarah bagi saya seolah menjadi jendela untuk melihat apa yang terjadi sebelumnya, baik kisah kesuksesan, kegagalan dan proses-prosesnya.
Dari situ saya selalu bisa mengambil pelajaran berharga yang pastinya sangat berguna untuk kehidupan ke depan. Tidak saja dari sejarah orang lain, tapi pengalaman kita di masa lalu, baik dan buruk, tentu bisa kita jadikan pelajaran berharga untuk menjalani kehidupan ini/menatap masa depan. Dari kegagalan kita bisa belajar setidaknya kita tidak jatuh lagi ke lubang yang sama, setidaknya kita tahu harus bagaimana untuk lebih baik. Sedang dari kesuksesan kita bisa belajar tentang apa yang kita lakukan waktu itu hingga bisa berhasil.
Menghadapi hidup yang penuh kesulitan ini mau tidak mau kita harus banyak belajar dari para pendahulu kita atau hal-hal yang telah mereka alami, termasuk apa yang sudah pernah terjadi dalam hidup kita atau orang-orang terdekat kita. Kita memang harus selalu menatap ke depan dan meninggalkan pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu yang potensial menjadi penghambat bagi kita untuk maju.
Tapi di sisi lain sungguh penting pula untuk belajar dari apa yang telah terjadi di belakang. Ketika kita berada dalam kesesakan misalnya, dan merasa bahwa Tuhan seolah-olah seperti meninggalkan kita sendirian menghadapi semuanya, seperti yang telah kita alami, kita bisa menoleh sejenak ke belakang untuk melihat bahwa ada begitu banyak kemuliaan Tuhan Dia nyatakan dalam berbagai kesempatan. Mukjizat-mukjizatNya yang ajaib, berkat-berkatNya, penyertaanNya yang begitu setia, kasihNya yang luar biasa, semua itu tercatat dengan jelas dalam Alkitab. Tidak saja berhenti sampai disitu, tapi sesungguhnya kuasa Tuhan masih pula berlangsung hingga hari ini. Begitu banyak perlindungan dan mukjizatNya masih terjadi sampai kini dan itu semua nyata adanya.
Pemazmur pun melihat pentingnya hal ini. "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu." (Mazmur 77: 1 - 13). Pemazmur mengambil waktu untuk mengenang kembali bagaimana keajaiban-keajaiban yang pernah di lakukan Tuhan sebelumnya, bagaimana Tuhan menyatakan kuasa dan kemuliaanNya turun atas manusia. Setelah merenungkan segala kebaikan Tuhan, pemazmur pun sampai pada kesimpulan: "Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?" (ay 14).
Jika kita fokus hanya kepada penderitaan kita saja maka kita akan segera kehilangan sukacita, bahkan iman kita pun akan merosot drastis. Di saat seperti inilah sebaiknya kita kembali mengingat-ingat segala sesuatu yang telah Tuhan lakukan kepada begitu banyak orang di masa lalu.
Jika dulu Tuhan bisa melakukannya, maka hari ini pun Tuhan bisa, karena Tuhan tidak pernah berubah, baik dahulu, sekarang maupun selamanya. (Ibrani 13:8)
Marilah kita mengacu pada firman Tuhan dan melihat bagaimana perbuatan-perbuatan Tuhan yang telah nyata tertulis di dalam Alkitab. Paulus mengingatkan bahwa ada masa-masa dimana penderitaan akan menghampiri kita, bahkan aniaya pun bisa kita alami. Orang jahat akan semakin jahat dan saling menyesatkan. Menghadapi itu semua, hendaklah kita tidak menjadi kehilangan harapan dan patah semangat. Kita diingatkan untuk terus berpegang kepada kebenaran, dan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepada kita. (2 Timotius 3:14). "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (ay 15). Dan Paulus pun menekankan bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (ay 16). Dan dengan itulah kita bisa memperlengkapi diri kita untuk hidup tegar menghadapi kesulitan tanpa harus kehilangan iman kita. Pesan yang sama diberikan Paulus pula kepada jemaat Roma. "Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci." (Roma 15:4). A
lkitab berisi begitu banyak hal yang dapat kita jadikan tuntunan bagaimana kita harus berlaku ketika kita menghadapi sesuatu. Kita bisa mendapatkan berbagai tips dan peringatan agar tetap hidup sesuai kehendak Tuhan, kita juga bisa mendapat kekuatan yang meneguhkan. Ada begitu banyak pergumulan di dalam Alkitab yang sampai hari ini sering pula kita alami. Para nabi dan tokoh-tokoh Alkitab telah menunjukkan bagaimana akhirnya Tuhan melepaskan mereka dan memberikan kemenangan. Ada pula tokoh-tokoh yang akhirnya gagal, dan kita pun bisa belajar dari kegagalan mereka. Semua itu bisa kita jadikan pelajaran berharga, menjadi bekal yang sempurna dan lengkap untuk meniti kehidupan ini.
Janganlah terbenam pada hala-hal yang membuat kita gelisa bahkan membawa penderitaan. Kita diminta untuk bangkit dan ingat bahwa ada banyak hal yang bisa kita dapatkan lewat pengalaman-pengalaman para tokoh di Alkitab bersama Tuhan di masa lalu. Pergulatan dan turun naiknya iman banyak tokoh jelas dituliskan dalam Alkitab dan kita bisa belajar dari itu semua. Termasuk apa yang pernah kita alami, atau mungkin orang tua kita, orang-orang terdekat atau kesaksian-kesaksian banyak orang yang mengalami mukjizat Tuhan di masa sekarang ini. Jika kita menyadari hal ini, kita pun akan tahu bahwa Tuhan mampu melakukan appaun itu, bahkan yang paling mustahil sekalipun bagi logika daya pikir manusia. Pada akhirnya kita akan bisa menyimpulkan hal yang sama dengan pemazmur ketika ia mengatakan "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:1). Tidak akan pernah sia-sia untuk mengandalkan Tuhan. Ketika kita sedang mengalami pergumulan, mari kita ingat kembali bagaimana Tuhan melakukan mukjizat-mukjizatNya di waktu lampau, dan marilah bersyukur sebab Tuhan yang kita sembah saat ini adalah Tuhan yang sama, baik kuasaNya maupun kasihNya. Amin

Tidak ada komentar:

Himne GMIT